Kedua orang tua Lusi menatap putri mereka dalam diam sambil berpikir, lalu keduanya saling berpandangan. Lusi menyaksikan interaksi kedua orang tuanya. "Ma, Pa, kasi Reihan kesempatan untuk buktikan kalau dia memang pantas jadi suamiku. Apalagi saat ini aku... Sedang hamil," ucap Lusi yang kemudian tertunduk sejenak lalu menoleh ke arah Doni. Terdengar helaan napas dari ayah Lusi. "Papa tidak mengerti kenapa kau bisa gegabah seperti ini, Lusi. Kamu sudah membuat kami malu. Bagaimana kami bisa memberimu kesempatan? Kamu bahkan melakukan semuanya sendiri tanpa meminta pendapat kami." Ayah Lusi berkata. "Kalau Lusi mengatakannya apakah papa sama mama akan mengizinkanku menikah dengan pria yang kuinginkan? Aku memilih Reihan karena dia bisa bikin aku bahagia." Lusi mengangkat tatapannya d