"Kamu yakin dengan keputusan yang telah kamu buat?" Raihan mengejar. Ia tak yakin dengan ide gila Lusi. Lusi mengangguk cepat. "Di dekat sini ada rumah kosong. Beda satu rumah saja. Kemarin aku lihat rumah itu di jual, dan aku akan membelinya. Agar aku bisa tinggal disana saja. Seraya menunggu Meta dan Ganjar pulang aku akan menata rumah itu. Dan kalau aku sudah tinggal terpisah, tentunya butuh supir agar bisa pergi kesana kemari." "Iya, aku tahu itu, Lus. Tapi, yang menjadi masalah adalah tuan Ganjar dan ayah. Dia ingin aku pergi sesuai janji yang telah mereka ucapkan." Kedua pundak Reihan turun, tidak mengerti kenapa Lusi tidak mau mengerti dengan apa yang ia ucapkan. Ini bukan masalah tempat tinggal atau sejenisnya. Ini masalah Ganjar yang kekeuh dengan keputusannya. Jika masalahny