Empat Puluh Dua

1240 Words

Flashback dalam ingatan Aileen. Seorang gadis kecil dibalik reruntuhan gedung, mulai sadarkan diri. Matanya berkedip dengan perlahan, berusaha memfokuskan pandangannya pada setitik cahaya didepan matanya. Debu halus dan pasir-pasir dari sisa reruntuhan tembok mengotori wajah mungilnya. Disisi kiri kepalanya, terdapat bekas darah yang baru mengering bercampur serbuk dinding yang hancur. "Uhuk ... Uhuk ... Uhuk." Debu yang sangat banyak, mengganggu indra pernapasannya hingga gadis itu terbatuk-batuk. "Ibu ... Ayah," panggilnya dengan suara pelan. Tak ada sahutan apapun, yang terdengar hanya suara gemuruh dari kejauhan yang perlahan terdengar semakin mendekat, dan dalam hitungan detik sebuah reruntuhan besar tiba-tiba terjatuh dari atas hingga membuat gadis kecil itu menutup telinga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD