Railyn membuka matanya perlahan begitu kesadarannya mulai pulih setelah kembali ke kamar rawat inapnya sendiri. Begitu membuka mata, ia langsung merasakan sentuhan tangan Gyan yang mengusap pipi dan rambutnya dengan lembut. “Hei,” sapanya dengan senyuman menawan ketika Railyn balas menatapnya. “How do you feel?” “Aku haus…” rintih Railyn pelan. Tanpa berkata apa-apa, tangan Gyan kemudian dengan sigap membukakan tutup botol minuman yang baru itu dan kemudian memasukan sedotan kedalamnya, lalu membantu Railyn untuk dapat minum dari sedotan tersebut. “Pelan-pelan saja.” Kata Gyan. Railyn menuruti ucapan Gyan untuk meminum lebih pelan, namun ia lumayan minum banyak karena sangat kehausan pasca operasi. Setelah minum, Gyan membantu merebahkan Railyn lagi dan pada saat itu Railyn melirik