“Gyan!” Norika langsung mencengkeram lengan Gyan yang mendekapnya dengan sorot mata bergetar ketakutan. “Gyan, bayinya… bayinya, Gyan!”
“Minggir kalian semua!” Teriakan Gyan langsung membuat seisi kantor yang tadinya riuh mulai mereda, namun masih mengerumuni Norika. “Minggir dan beri jalan untuk saya dan istri saya lewat sekarang! Minggir!”
Sontak ucapan Gyan mengejutkan seisi kantor. Norika ternyata adalah istri dari CEO di kantor mereka.
***
Cahaya putih menyilaukan membuat Norika menyipitkan mata. Aroma antiseptik yang tajam menusuk hidungnya. Suara mesin monitor detak jantung berdetak perlahan di telinganya. Perlahan, ia mulai sadar bahwa dirinya tak lagi berada di kantor, melainkan di sebuah ruangan rumah sakit yang tenang.
“Norika?” suara lembut Gyan memanggil dari samping r
