"Apa ini, aku tidak mau!" Ujar Zeva dengan cepat, saat Zeva melihat penyambutan kepulangan dirinya dari rumah sakit. "Kamu harus melewati beling hancur (pecahan kaca) ini kalau kamu ingin sampai di kamar kamu." Kata Wijaya dengan penuh ketegasan. Zeva menggelengkan kepalanya takut saat melihat banyaknya beling Yang hari harus ia lewati. Baru saja lukanya sembuh karena ditembak Arga, sekarang ia harus kembali terluka karena ayahnya Arga. Zeva meneteskan air matanya, karena menurut Zeva penderitaannya tidak kunjung berakhir. Zeva pikir Wijaya menjemput dirinya itu karena sudah berubah, tidak tahunya sudah menyusun rencana untuk kembali menyakiti, ayah sama anak, sama-sama kejam, pikir Zeva. "Harusnya kau tidak perlu dibawa kerumah sakit waktu itu, jadi kamu akan m4ti perlahan, dan tidak a