Miya menatap Wira yang tengah menggendong buah hati mereka, suaminya itu tampak sangat bahagia melihat bayi perempuan cantik yang wajahnya duplikat dirinya. Ada rasa getir di hati Miya saat mengingat pertama kali Wira melihat bayi perempuan mereka. Ucapan spontan Wira, sedikit melukai hati Miya, walau Miya tahu suaminya tak bermaksud begitu.
“Dia memang anakku Mi,” gumam Wira ketika menggendong pertama kali putri kecil mereka.
Wira berkata begitu ketika melihat wajah bayi itu sangat mirip dengan dirinya.
“Kenapa mas? Kamu meragukan nya?” tanya Miya getir.
Wira hanya diam, sebelum dia berkata,
“Sejak kita memutuskan untuk kembali bersama, memang sempat terbesit dibenakku. Walau yakin ini benihku, tetapi sebagai ibu hanya kamu yang tahu siapa ayahnya. Tapi aku sudah tak peduli. Aku
