“Selamat ya!” Elora menoleh menegakan kepalanya segera ketika mendengar ada seseorang yang memberikan nya selamat dan melihat Miya yang tengah berdiri di belakang tubuh Elora yang tengah membersihkan tangannya di wastafel. Elora segera mengeringkan tangannya dan berjalan menuju pintu keluar tetapi Miya menahannya dan ternyata pintu toilet wanita itu sudah dikunci. Ada rasa takut dihati Elora melihat Miya sengaja mengikutinya sampai toilet, padahal diluar sana semua orang tengah menikmati hidangan yang Satria siapkan. Mengingat ia pernah dijambak oleh Miya saat perempuan itu cemburu, hati Elora merasa sangat ciut. Tetapi ia hanya bisa berdiri berusaha setegar mungkin dan tak ingin terlihat terintimidasi. “Terimakasih,” jawab Elora cepat. Miya tergelak perlahan mendengar jawaban Elor

