95. Tawaran Untuk Alea

1830 Words

Kaisar duduk di meja makan bersama keluarganya pagi ini. Alea duduk di seberang meja, wajahnya terlihat tenang, namun matanya jelas tidak pernah sekalipun menatap Kaisar. Senyumnya justru ia arahkan pada Kaivan yang duduk di sampingnya. Obrolan mereka terdengar akrab, penuh tawa kecil yang membuat Kaisar semakin gelisah. Kaisar hanya menunduk, mengaduk-aduk nasi di piringnya tak ada selera memakannya. Suara sendok yang beradu dengan piring terdengar monoton, seakan jadi penanda jelas betapa hatinya kalut. Sesekali ia melirik Alea—yang kini sibuk bercerita pada Kaivan tentang pasien-pasien di klinik—dan lagi-lagi ia tidak suka melihat itu semua. Kenapa dia begitu mudah tertawa dengan orang lain, tapi membisu ketika denganku? pikir Kaisar. Beberapa menit kemudian, suasana berubah ketika

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD