Perut kenyang, pikiran tenang. Setidaknya itulah yang dirasakan Kaisar saat ini. Pria itu sampai kantor lima menit menjelang jam masuk. Buru-buru menuju ruangannya sampai-sampai dia melupakan keberadaan kekasihnya. Padahal, sejak semalam Kaisar sudah berencana untuk menghubungi Dias. Namun, tidak sempat-sempat dan dia justru lupa. Saat mendekati ruang kerjanya, bertemu Andri yang ingin pergi ke pantry. Kening Andri mengernyit melihat perubahan raut wajah rekan kerjanya. "Tampaknya lagi bahagia," celetuk Andri sebab raut wajah Kaisar sungguh berbeda dengan hari sebelumnya yang kusut masai. "Biasa saja," jawab Kaisar singkat seperti biasa. "Ck, kemarin saja uring-uringan. Wajah kusut mirip baju kaga disetrika. Lah sekarang, senyum-senyum." "Repot musuh kamu. Marah salah. Senyum pun dik