Jam dinding ruang makan baru saja melewati angka delapan ketika suara pintu depan berderit terbuka. Kaisar masuk, menenteng tas kerjanya yang masih berat penuh dokumen. Wajahnya lelah, tapi tatapan matanya tetap tajam seperti biasa. Aroma makanan langsung menyapa indera penciumannya begitu ia meninggalkan ruang tamu. Rupanya anggota keluarga masih duduk lengkap di meja makan. Kresna, Kristi, bahkan Kaivan belum beranjak. Alea juga ada di sana, duduk manis di samping adiknya. “Kai, baru pulang?” sapa Kresna, menoleh pada putranya. Kaisar menangguk sambil menarik kursi. “Iya, Pa." "Lembur atau ...?" Sengaja Kresna menggantung pertanyaannya hanya ingin mendengar jawaban jujur dari putranya. "Tadi habis jemput Dias langsung ke lapangan. Ada visit proyek." Nada suaranya datar, seolah tak i