“Tidak perlu mengantarku ke Bandara,” kata Tari tiba-tiba saat menemui Putra.
“Apa maksudmu tidak perlu?”
“Aku takut merepotkanmu. Kamu sudah ambil cuti banyak, pekerjaanmu pasti menunggu, Putra.”
Putra menarik napas dalam-dalam, menatap wanita yang telah memberinya permata paling berharga di dunia ini, putrinya. “Aku mengambil cuti banyak demi Lea, masa di pernikahan putri satu-satunya yang aku miliki, aku tetap mengurusi pekerjaan.”
Tari tidak menjawabnya.
“Bahkan saat Conrad nanti menikah, asal kamu mengabariku, aku akan dengan senang hati meluangkan waktu untuk hadir di hari pentingnya.” Kata Putra, menegaskan. “Conrad sama berharganya seperti Lea untukku, meski Conrad darah dagingmu dan Jonathan, aku menganggapnya seperti putraku sendiri.”
“Aku tidak meragukannya, kamu mem
