Putra juga menangis, salah satu tangan yang bebas dari infus bergerak mengusap puncak kepala putrinya, “sudah… jangan menangis, Papa tidak apa-apa.” Lea menggelengkan kepala, “papa tidak bisa menyembunyikannya lagi dariku,” “Di mana Hamish hm?” Putra malah menanyakan suaminya. Hamish mendekat, merengkuh bahu Lea. Tatapan Putra beradu dengan menantunya. “Maafkan Papa, merusak honeymoon kalian.” “Papa bicara apa sih? Papa lebih membutuhkan aku,” kata Lea, tidak terima. Honeymoon bisa kapan pun ia dan Hamish lakukan. Lea justru akan lebih sedih jika tidak ada bersama papanya, melewati semua ini. Hamish mengusap punggung Lea, “sudah, papa akan baik-baik saja, Lea. Kuatkan dirimu.” Hamish memeluknya, “Papa,” panggil Lea lagi, “ada yang ingin bertemu Papa,” “Siapa?” tanya Putra