“Masih mual?” terus bertanya berulang-ulang. “Sudah membaik, teh dari Bunda membuat perutku nyaman.” Lea lalu mendongak, menatap suaminya. Melihat ekspresi Hamish sangat lucu, membuatnya tertawa kecil sampai Hamish keheranan. “Kenapa sih? Tiba-tiba ketawa kamu.” Lea masih tersenyum, “kamu memang benar-benar terlihat tegang.” “Ya, tidak tega lihat kamu muntah-muntah begitu, sayang.” Kata Hamish lagi, tadi sudah mengatakan jika bisa ia gantikan, maka akan Hamish lakukan asal Lea tidak tersiksa. Dia merapat dengan tangan menyentuh perutnya, mengusap perlahan-lahan. Dengan lembut dan mendekat, lalu berbisik… “Hei, jangan menyusahkan Mami kalian. Aku saja sudah cukup sering buatnya kesal, kalian jangan.. aduh—sayang!” Hamish mengaduh saat rambutnya di tarik Lea. Begitu memandang wajah