“Akalana, menurutmu, apa masakanku ini estetik?” tanya Aidan pada Akalana. Akalana menganggukkan kepalanya. Jujur Akalana sudah bosan dengan Aidan, sejak tiga puluh menit yang lalu Aidan tidak membiarkannya pergi dari sisi pria itu. Sejak kedatangan Aidan, Aidan memaksa Akalana berdiri di sampingnya seraya menatap kotak makan yang Aidan bawa. Aidan berangkat bekerja sembari membawa bekal makanan, makanan yang ia masak tadi pagi masih tersisa, karena mubazir lebih baik Aidan bawa untuk makan siang. “Bos, saya sudah berdiri di sini selama tiga puluh menit, dan bos hanya menyuruh saya menatap makanan ini?” tanya Akalana menunjuk makanan yang sama sekali tidak estetik. Tetapi Aidan terus memaksa Akalana mengatakan makanan itu estetik, padahal bentuknya sangat acak-acakan. “Ini makanan al