Chandra melipat kedua tangannya di depan d**a sambil memandangi Naina yang berbaring di ranjang rumah sakit dengan ekspresi wajah yang cemberut. "Ini cuma nyeri haid biasa, Mas," keluh Naina untuk kesekian kalinya, suaranya lirih. Tangannya menekan bantalan pemanas yang diberikan perawat di perutnya. "Dokter bilang, nyeri haid yang sampai membuatmu pucat dan berkeringat dingin tidak bisa dianggap biasa," bantah Chandra, lengannya masih bersilangan. Suaranya datar, tapi sorot matanya tajam. "Mama selalu bilang, setelah menikah ini semua akan reda sendiri." "Itu hanya mitos." Chandra membalas cepat. "Buktinya kamu sudah menikah pun masih nyeri juga." "Maksudnya setelah melahirkan," ucap Naina mencicit. "Bagus kalau begitu, misi saya sekarang menghamilimu." "Mas!" Naina membelalakan ma

