Chandra turun ke lantai bawah dengan rambut masih basah dan mengenakan kaus biasa serta celana training yang sederhana. Dia menemukan Naina sedang sibuk menata beberapa kotak makanan di meja makan. Aroma sedap memenuhi ruangan.
Untuk pertama kalinya Naina melihat sisi lain dari bosnya—lebih santai, lebih manusiawi, meski aura wibawanya tetap tak tersamarkan. Naina langsung menunduk begitu Chandra memandang ke arahnya.
"Kamu belanja?" tanya Chandra sambil menarik kursi dan duduk.
"Dibawakan dari rumah mama," jawab Naina singkat tanpa menatapnya. "Beliau khawatir, karena anaknya belum bisa masak sendiri."
Chandra mengangguk, lalu mengeluarkan sebuah kartu ATM dari saku celananya. "Ini untuk kamu," ujarnya, menggeserkan benda tipis itu di atas meja. "Untuk keperluan rumah dan kebutuhan p
