Twenty Seven

1125 Words

Erigo menatap sosok yang kini menangis dalam pelukan Damayanti. Matanya memicing dengan raut tak suka yang kentara sekali untuk dilihat. Andai tak mengingat dimana mereka kini berada sudah Erigo usir wanita yang berdiri di depan pintu penghubung ICU sang putra. Papa Kahfi itu mengangkat tangan meminta Adrian untuk sedikit membungkukkan tubuh. “Pasang penjaga di depan pintu. Ah.. Di depan pintu utama ICU juga. Saya tidak mau wanita itu sampai mendekati Kahfi dan Zahra.” Titah Erigo pelan pada Adrian. Damayanti mungkin seorang pengusaha, tapi wanita itu jelas bukan pebisnis handal. Erigo cukup mengenal istrinya. Sebagai suami ia mengerti jika Damayanti bahkan tak pernah menaruh curiga pada siapapun. Salah satu contohnya Aini. Setelah mengeluarkan kocek sangat dalam untuk uang ganti rugi ba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD