Kahfi mengeram. Ia mencoba menyesuaikan mata dengan cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela. Sebelah tangan Kahfi lalu terangkat demi menutup mata. Demi Atala yang ingin sekali Kahfi lenyapkan, ia membutuhkan beberapa waktu lagi untuk tidur. Mungkin satu sampai dua jam cukup mengingat ia dan Zahra tidur pada dini hari. ‘Zahra..’ sadar jika dirinya tak sendirian Kahfi menggerakkan kepala ke samping kiri. Ah! Wanitanya masih terlelap begitu damai. Kahfi lantas merubah posisi telentang nya menjadi menyamping demi agar bisa memeluk sang wanita tercinta. “Pules banget sih, Yang.” Bisik Kahfi lalu terkekeh sendiri. Sungguh Kahfi tak mau kehilangan wanita dalam pelukannya. Kahfi mendaratkan kecupan dipelipis Zahra sebelum kembali memejamkan mata. Tok.. Tok.. Tok.. “Sial!” umpat Kahfi ket