CII

1176 Words

Zahra menutup mulutnya. ‘Cantik banget,’ pujinya dalam hati. Zahra sengaja tak langsung mengatakan perubahan Ike. Ia tidak ingin Ike besar kepala. Kecantikan seorang wanita pada dasarnya tidak dinilai dari bentuk luar, meski sebagian manusia cenderung melihat cangkangnya saja. “Ra.. Fi..” Brandon tersentak. Kakinya reflek terhenti di depan meja kasir. Berulang kali sahabat Kahfi ini mengerjapkan mata. “Ik-ke..” panggilnya tergagap. “Mbak aku jelek ya?” Ike panik. Ia merasa Brandon sedang ketakutan melihat dirinya yang sekarang. “Nggak cocok gaya kota begini,” Ike terisak. Air mata mulai jatuh membasahi pipinya. “Eh.. Ke.. Cantik kok.. Aku speechless. Soalnya lo cantik banget..” “Aku?” pekik Kahfi keras, “iya! Kamu..” ia mengolok-ngolok Brandon. Kentara sekali Brandon sedan salah tingka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD