Bagian 174. Keinginan Patrick

1010 Words

Sabrina menatap Zaskia yang kini sudah membuka matanya. Wanita itu menggenggam tangan Zaskia yang tampak menatap kosong pada langit kamar berwarna putih tempat di mana saat ini dia berada. "Kamu harus kuat, Zas. Mama kamu pasti bakalan sedih di sana Jika tahu kamu terpuruk seperti ini. Kita tidak tahu kapan ajal kita akan datang, semuanya pasti akan mendapatkan gilirannya. Mama kamu terpilih lebih dulu pergi ke dunia yang jauh lebih aman dan indah dari dunia kita yang sekarang ini, berarti Tuhan sayang dengan mama kamu." Sabrina berkata lembut sambil mengusap kepala Zaskia yang dibalut dengan perban. "Mama kamu selalu membanggakan kamu. Meskipun kamu tidak pernah masuk ke dalam peringkat umum ataupun peringkat kelas, Mama kamu pasti akan dengan bangga bilang kalau kamu adalah anak yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD