114.Ibadah Sekaligus Bulan Madu

1038 Words

“Mengantarkan akta cerai.” Wirda tidak sengaja mendengar ucapan itu dari dalam rumah saat akan memberikan kopi untuk bapaknya di teras. Langkahnya langsung terhenti. Di luar, Guntur menerimanya seraya mengeluarkan napas panjang. “Berarti ini semuanya sudah benar-benar berakhir?” Damar duduk di samping sang mantan mertua. “Maaf, Pak.” “Iya. Bapak paham. Tapi rasanya belum sepenuhnya percaya kalau semua ini benar-benar sudah berakhir.” Guntur mengelus akta cerai tersebut. “Bapak hanya bisa berdoa, semoga kalian bisa berpikir dan bertindak lebih dewasa dengan semua pengalaman pahit ini. Terutama Wirda. Semoga pengalaman berharga ini menjadi pelajaran dan mendewasakan kalian.” Damar mengangguk pelan. “Sekali lagi maaf.” “Kamu ndak salah. Jangan selalu merasa bersalah seperti ini. Wirda

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD