Konsentrasi Wahda akhirnya sedikit terpecah. Sebab setelah diamati, itu benar-benar Yeti-nya. Namun, ia harus berusaha keras mengembalikan fokus. Apa pun yang terjadi, siapa pun yang datang, tidak boleh membuat penampilannya terganggu. Nama butik dan Diana Mahanani dipertaruhkan untuk saat ini. Riuh tepuk tangan menggema di sekitar runway yang dilewati Wahda. Decak kagum dan pujian terus mengalir. Banyak mata kamera menyorot, mengambil angle yang pas untuk mengabadikan. Bahkan saat Wahda berhenti sebentar untuk berpose, beberapa orang menyentuh ujung gaunnya guna meneliti kain yang digunakan. “Ini yang terbaik.” “Apakah model baru? Cantiknye.” “Saye tak fokus ke gaunnya, tapi ke modelnya. Dari manekah ini?” Suara-suara itu sampai ke telinga Kenrich. Rasanya telinga pria itu terbakar.