Wahda sedikit mengintip ke laptop. Ada seorang pria tua di layar. Siapa itu? Ia justru ragu untuk mendekat. “Sini! Jangan berdiri kayak patung seperti itu!” Prianya yang duduk di kursi kembali melambai. Wahda menggeleng. “Siapa?” “Makanya sini. Kamu bisa bahasa Inggris?” Wahda mengangguk. Kenrich yang tidak sabar, mendekati sang istri dan menarik lengan wanita itu untuk duduk di sampingnya. “Granddad, ini Wahda. Istri saya,” ujar Kenrich dengan bahasa Inggris. “Wow, cantik sekali. Kamu pintar memilih pasangan!” puji William dari seberang dengan bahasa Inggris juga. Pria tua itu terlihat duduk di kursi roda. “Tapi apa benar dia istrimu? Atau kamu sengaja berbohong?” “Dia sungguh istri saya, Granddad! Saya tidak bohong.” “Mommy dan daddy-mu tidak mengatakan apa-apa pada Granddad. Ka