Wahda tertawa miris. Berkali-kali ia mengambil dan mengeluarkan napas panjang. Wanita itu tidak menyangka, ada model orang tua seperti ini pada anaknya sendiri. “Segininya Mommy ingin memisahkan kami? Sampai-sampai ... menggunakan cara sehina ini untuk menekan saya agar mau tanda tangan surat cerai? Mommy mempermainkan nyawa putra sendiri. Apa Mommy sadar akan hal itu?” “Tutup mulutmu! Ini bukan mempermainkan nyawa, tapi untuk melihat sejauh apa kamu peduli sama putra saya.” Wahda kembali tertawa di sela-sela tangis. “Astagfirullah. Mommy benar-benar sangat pandai membalikkan fakta.” “Mana surat cerainya kemarin? Tanda tangan cepat!” “Saya sangat tidak menyangka, ternyata Mommy sekeluarga seperti ini. Memisahkan saya sama Ken, menginginkannya meninggal. Pantas saja kalian melarang say

