Tika langsung melajukan kembali mobilnya begitu aku turun. Sambil memayungi kepala dengan tas, aku menuju gerbang, langkahku melambat saat mencapai beranda rumah. Memutar handel pintu, kemudian melangkah masuk dengan d**a berdebar. "Aku menunggumu dari tadi." Aku terlonjak dengan tangan menyentuh d**a. Mas Danu bangkit dari sofa, meraih tanganku, menuntun ke ruang tamu di mana beberapa makanan tersaji di atas meja. Satu lilin di tengah, dan dua gelas berkaki tinggi berisi cairan merah masing-masing di depan sebuah kursi. Mas Danu menekan lembut bahuku sehingga aku terduduk di kursi. Ia menyusul duduk di sampingku. "Ada acara apa, Mas?" Aku mengedar pandang. Di lantai, kelopak bunga mawar bertebaran. "Selamat ulang tahun, Li." Mas Danu menatapku lekat. Aku mengernyit, dan mengangguk pe