Ekstra 7. Jalan Terjal menuju Resepsi Istana

3030 Words

Pagi hari yang Damian tunggu akhirnya tiba. Alana sudah tidak ada di sebelahnya ketika dia bangun, tapi laki-laki itu tersenyum mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi. Di nakas sudah ada dua sarapan yang masih mengepul. Tidak lupa kopi kesukaan Damian yang juga sudah tercium begitu harum. "Istriku terbaik." gumam laki-laki itu sambil tersenyum. Semua yang Damian butuhkan selalu sudah di siapkan oleh Alana ketika pagi. Dalam keadaan apapun. Bahkan ketika mereka sedang bertengkar, Alana tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Tapi senyum Damian langsung redup begitu mengingat surat-surat yang dikirimkan pada Alana tanpa nama pengirim itu. "Dasar Rubah Rubah b******k! aku akan memusnahkan kalian semua." geram laki-laki itu sambil memukuli bantal di sampingnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD