01 - Awal Mula

1085 Words
Sejak pernikahan Kakaknya, Karin memutuskan untuk pergi berlibur untuk menenangkan hatinya yang saat ini sedang merasakan sakit hati yang teramat dalam akibat dari peristiwa yang dialaminya selama beberapa waktu ini. Semuanya bagaikan mimpi buruk untuknya.  Kali ini Karin pergi berlibur seorang diri saja tanpa didampingi oleh sahabatnya Elsa. Karin pergi ke Bali, sebuah pulau yang berada di Indonesia yang merupakan pulau yang sangat indah. Banyak wisatawan yang berasal dari penjuru dunia datang hanya untuk melihat keindahan Pulau Bali ini. Karin saat ini sedang bersantai dipinggir pantai sambil memejamkan kedua matanya, dia membiarkan angin mengacak - acak rambutnya yang memang sengaja digerai oleh Karin.  Karin bahkan tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari kejauhan. Saat ini pikiran Karin sedang memikirkan kejadian - kejadian yang membuat hatinya sedih sekaligus terluka. Flashback on Saat itu Karin sedang menuju ke kantor Kakaknya untuk memberikan kejutan kepada Kakaknya, Karin malah bertemu dengan Arkan disana. Diam - diam Karin mengikuti kemana Arkan. Arkan masuk kedalam ruangan Alana. Karin masih berpikiran positif bahwa Arkan dan Alana sedang terlibat bisnis. Karin dengan penasaran malah menguping percakapan Kakaknya dengan pria yang dicintainya itu. Karin terus saja menutup mulutnya dengan tidak percaya, seluruh tubuh Karin pada saat itu bergetar hebat. Dia baru mengetahui kalau selama ini Arkan itu adalah kekasih Kakaknya. Secara diam - diam Karin membuka pintu ruangan Kakaknya, Karin dapat melihat dengan jelas Arkan sedang mencium bibir Alana dengan penuh nafsu sedangkan Alana hanya menikmati dan membalas ciuman dari Arkan. Seketika air mata Karin menetes dengan derasnya. Alana dan Arkan benar - benar tidak menyadari bahwa disana ada Karin. Setelah melihat itu semua Karin berlari dengan cepat pergi dari sana. Hati Karin benar - benar sangat sakit. 'Kenapa Kak Alana tega kepadaku? Kenapa Kak Alana tidak berterus terang saja? Kenapa?' Pikir Karin sambil berlari. Setelah kejadian itu, Karin seakan tidak melihat apa - apa, dia terus berakting seakan tidak mengetahui tentang hubungan Kakaknya dengan Arkan. Dia bersikap biasa saja seolah - olah itu kejadian hanya mimpi buruk untuknya. Tapi dibalik itu semua, selama berhari - hari Karin menangis terus-menerus. Karin selalu saja memantau perkembangan hubungan Arkan dan juga Alana. Bahkan Karin mendengarkan perjanjian yang dilakukan oleh Arkan dan Sang Kakak yang membuat dirinya merasa menjadi seorang Adik yang sangat jahat. Karin tau kalau Kakaknya mengancam akan bunuh diri kalau Arkan tidak mau menuruti permintaannya itu, sebenarnya sewaktu Arkan mendekati Karin, dirinya merasa begitu bahagia sekalian sakit yang teramat. Hanya saja Karin berusaha terlihat baik - baik saja dan ceria dihadapan Sang Kakak. Setelah menerima ajakan Arkan untuk menikah, Karin merasa menjadi wanita yang sangat bahagia. 'Andai saja ini semua nyata...pasti aku akan menjadi wanita yang sangat bahagia.' Batin Karin pada saar Arkan melamarnya. Karin mulai merencanakan rencananya untuk mempersiapkan pernikahan untuk Kakaknya bukannya untuk dirinya. Dan sewaktu Arkan datang ke rumahnya waktu itu untuk membicarakan tentang pernikahan kepada Alana, Karin juga mengetahui kalau Arkan mencari - cari kesempatan untuk menemui Kakaknya. Diam - diam Karin mengikuti Arkan dari belakang, Arkan berjalan masuk kedalam kamar Alana lalu mendorong Alana untuk masuk kedalam. Betapa sakitnya hati Karin pada saat itu, Karin juga mengetahui apa yang sedang Kakaknya dan kekasihnya lakukan di dalam kamar Sang Kakak. Karin hanya berusaha tegar saja dihadapan keduanya. Karin semakin tidak kuat lagi, dia ingin segera mengakhiri sandiwara ini secepat mungkin. Setelah mempersiapkan semuanya dengan sempurna, Karin kembali menyerahkan Arkan kembali kepada Kakaknya sampai pada akhirnya mereka berdua menikah. Karin bahagia sekagus sedih secara bersamaan, tidak bisa dipungkuri olehnya kalau dirinya belum bisa menerima sepenuhnya kalau Kakaknya menikah dengan Arkan pria yang berhasil membuat Karin jatuh cinta sampai sedalam ini. Setelah acara resepsi pernikahan Kakaknya itu, Karin memutuskan untuk berlibur agar dirinya bisa melupakan segala kenangan - kenangan dirinya bersama dengan Arkan. Flashback Off Tiba - tiba saja kepikiran dengan sosok pria yang menciumnya di acara pesta yang dilakukan oleh Arkan. 'kenapa dia mengaku sebagai Arkan?' Pikir Karin lalu segera membuka matanya. "Siapa sebenarnya pria itu? Apa dia mengenalku? Kenapa aku merasakan bibirnya sangat tidak asing?" Ujar Karin lalu membuka kaca matanya lalu meletakknya diatas kepalanya. Karin sudah menikmati sunset disore hari yang cerah ini, disekeliling Karin merupakan pasangan yang sedang memandu kasih atau mungkin juga pasangan yang baru saja menikah dan memutuskan untuk pergi kesini untuk menikmati momment honeymoon mereka. Karin berusaha untuk tidak memperdulikan keadaan sekitarnya, dia memutuskan untuk berjalan - jalan sendirian di pinggir pantai tanpa menggunakan alas kaki sama sekali. Karin sangat menyukai bila air pantai berada di kakinya. Sesekali Karin mengabadikan dirinya dengan camera yang sengaja dibawanya. Dia benar - benar sedang menikmati kesendirian saat ini. Tiba - tiba saja ombaknya terasa begitu kencang, hampir saja Karin terjatuh kalau tidak ditolongi oleh seseorang yang sedari tadi memperhatikannya itu. "Aaaaaaa..." Karin berteriak sambil memejamkan kedua matanya. Karin merasakan kalau tubuhnya sedang ada yang menahan agar tidak terjatuh, secara perlahan Karin mulai membuka matanya untuk melihat sosok yang membantu dirinya. "Thankyou!" Ucap Karin sambil melepaskan dan menjauhkan dirinya dari pria yang menolongnya itu. "Sama - sama! Kenzo." Ujar Kenzo seraya mengulurkan tangannya. "Karin..." Balas Karin sambil menerima uluran tangan Kenzo sebentar saja lalu segera melepaskannya. "Boleh tau kenapa kamu sendirian?" Tanya Kenzo. "Sorry....gue tidak bisa menjawab pertanyaan seseorang yang baru gue kenal. Permisi." Kemudian Karin segera pergi meninggalkan Kenzo seorang diri. Karin memutuskan untuk kembali ke Villanya, dia tidak perduli kalau dirinya hanya sendirian. Dia malah sengaja untuk menyewa satu Villa untuk dirinya sendiri agar tidak mendapatkan gangguan darimana pun juga. Sesampainya disana, Karin mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu-persatu dan membuangnya sembarangan lalu segera masuk kedalam kamar mandinya. Karin memutuskan untuk berendam di dalam bathtub. Karin mulai menikmatinya dengan memutar musik sambil memejamkan kedua matanya agar dirinya bisa rileks kembali. Dia hampir saja ketiduran, Karin memutuskan untuk menyudahinya lalu segera membersihkan dirinya dengan menggunakan shower. Dia memutuskan untuk mencuci rambutnya juga. Tiba - tiba saja ketika Karin sedang memejamkan kedua matanya, Dia mulai mengingat ciuman dari pria yang sudah mencuri ciuman pertamanya itu. Seketika mata Karin terbuka. 'Tidak...tidak! Sepertinya pikiranku saat ini benar - benar sedang kacau. Bisa - bisanya aku terus mengingat ciuman pada malam itu! Lupakan Karin, dia pasti seorang pria brengsek yang beraninya mencium kamu dikegelapan malam saja.' Pikir Karin sambil menggeleng - gelengkan kepalanya saja. Kemudian Karin langsung keluar untuk menyudahi kegiatan mandinya itu dengan hanya berbalut piyama mandinya saja dengan membiarkan rambutnya terlihat acak - acakkan seperti itu. Bell di Villa yang Karin tempati itu berbunyi, Karin segera keluar untuk melihat yang datang. CEKLEK "LO!" Ucap Karin sambil menatap tajam sosok pria yang saat ini sedang berdiri dihadapannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD