Sabrina tengah melamun dengan layar laptop yang menyala di depannya. Sudah lewat satu bulan dan dia tidak bisa melupakan raut wajah pria itu dari pikirannya. Pagi itu saat dia terbangun dan terkejut mendapati dirinya berada di ranjang kamar hotelnya bersama laki-laki yang tidak dikenalnya, dia shock. Tetapi dia tidak melupakan kejadian yang terjadi sebelumnya dengan pria itu, karena ulah bodohnya. “Sabrina kamu melamun!” tegur Indah. “Maaf, Ma.” Sabrina pun kembali melanjutkan pekerjaannya. Indah mengambil duduk tepat di depan Sabrina. “Mama dapat undangan soft opening restoran dari rekan bisnis, temani mama ke sana yuk!” “Kapan, Ma?” tanya Sabrina melirik sekilas pada wanita di depannya. “Sebenarnya acaranya siang ini, tapi mama bisanya datang sore. Nanti kita ajak Reva juga.