19

2147 Words

Aku mengetuk-ngetuk bungkusan persegi berwarna putih di tanganku sebelum mengeluarkan benda berfilter itu dan meletakannya di mulutku. "Kupikir Dokter Gilang tidak merokok." Suara mengejek di sampingku membuatku menoleh. Aathaf memandangku dengan tatapan penuh tanya nya. Aku memang bukan perokok aktif. Tapi sesekali aku merokok saat sedang stres. Atau saat sedang berkumpul dengan teman-temanku dimana rokok menjadi salah satu alat pemersatu kami. Kalian tahu lah, sebatang rokok dan obrolan para lelaki. Dan saat ini, alasanku merokok adalah poin pertama yang kusebutkan tadi. Stress. "Gimana kabar Raihan?" Tanyaku sekedar basa-basi. "Sehat. Alhamdulillah. Gimana yayasan? Menyenangkan bukan, kerja bareng anak-anak itu?" Jawabnya. Aku mengangguk. Ya, kegiatanku menggantikan Aathaf untuk m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD