Bayu menatap janggal sahabatnya yang baru saja bertemu dengannya, itu pun Bayu tidak sengaja bertemu dengan Syakila karena baru saja menemui relasi bisnis yang sama. “Baru kelihatan kamu?” tanya Bayu. “Sibuk, Bay, keluar kota terus, Mama juga harus bolak-balik rumah sakit karena kesehatanya cukup terganggu akhir-akhir ini,” jawab Syakila. “Begitu, ya?” “Ya beginilah, Bay, kamu seperti tidak tahu saja aku anak tunggal, siapa lagi kalau bukan aku yang mereka andalkan? Kamu pun merasakannya, kan?” ucap Syakila. Syakila dari tadi bicara tanpa menatap lawan bicaranya, padahal biasanya tidak seperti itu, dia pura-pura sibuk dengan ponselnya. Syakila tahu, Bayu orang yang paling peka jika dia sedang menyembunyikan sesuatu. “Bay, aku pamit, ya? Oh iya sepertinya aku tidak bisa datang ke per

