Zuhra menatap sendu pada Dirgam yang memeluk lembut wanita paruh baya yang sedang terbaring di ranjang. Sangat tampak begitu besar kesedihan yang coba pria itu sembunyikan di setiap harinya. Kali ini Zuhra bisa melihat sendiri, betapa rapuhnya seorang Dirgam Arhab. Ya, pagi-pagi tadi Dirgam sudah membangunkan Zuhra, mengajaknya sholat bersama lalu membantu wanita itu menyiapkan sarapan pagi mereka. Ia hanya bisa tersenyum saat melihat mood suaminya yang pagi ini membaik dari sebelumnya. Dan saat ini mereka sudah berada di sebuah ruangan VIP di rumah sakit umum Jakarta. "Mas ...." Zuhra merasa cemas melihat Dirgam yang tak berbicara sepatah kata pun, hanya tatapannya yang tertuju pada wajah pucat sang ibu. "Dia ibu m mas, Ra." Zuhra diam, menggali kembali ingatannya yang tak merasa asin