Hening sepi melanda, remang-remang mengisi ruangan yang dipenuhi alat-alat yang mungkin sama sekali tidak diketahui orang awam kecuali orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan, alat yang ditempeli selang kecil panjang disana dan disini, ntah itu di tangan, di hidung, di leher, bahkan di area kemaluan seorang gadis yang terbaring lemah. Napasnya naik turun teratur, berhembus dengan halus, begitu tenang. Mata tertutup dan bibir pucat pasi, tubuh yang kian mengurus memperlihatkan tulang-tulang yang menonjol, gadis yang bernama Nayya itu sudah tidak sadarkan diri sejak tiga tahun yang lalu, karena sebuah kecelakaan fatal yang menimpanya. Hanya alat-alat bantu yang dapat menopang hidupnya, yang tentu saja tidak sedikit uang harus dibayarkan. Cherry memperhatikan gadis itu dengan seksama.