"Bapak nggak mau masuk dulu sebentar? Nggak enak kalau Bapak cuma nunggu di mobil. Nggak sopan, Pak. Saya akan menyusul ke depan sekalian berpamitan." "Oke. Saya akan menunggu di teras." Setelah Badai mematikan panggilannya, Ochi mencoba memutar otak agar bisa terbebas dari suasana tidak mengenakkan ini tetapi dengan cara yang sopan. "Ehm, Tante. Saya permisi pulang dulu ya, Tan? Soalnya saya sudah dijemput." Empat kepala langsung menoleh. Mereka menatapnya dengan pemikiran yang berbeda-beda. Belum sempat Tante Marini menjawab, ponselnya berbunyi. Satpam memberitahukan ada orang yang ingin menjemput Oceania, dan meminta izin masuk. Tante Marini membolehkan, karena tahu bahwa orang itu adalah teman Ochi yang ingin menjemputnya pulang. "Siapa yang menjemput kamu, Chi?" Raga sontak bangk

