41: Perjuangan

1231 Words

Seperti tersambar geledek di siang bolong lelaki itu tak mampu berkata-kata, seharian penuh cuma diam kadang juga linglung seperti lansia yang sudah pikun. "Rel!" Lelaki itu akhirnya tersentak dari lamunannya, menoleh ke kanan kiri dan bisa melihat semua keluarganya sedang menatap kearahnya. "Kamu kenapa?" tanya Muliya paling awal. "H-ha? Apa? Aku kenapa?" melihat logatnya sudah dapat dipastikan kalau pikiran lelaki itu sedang tidak ada disini. Gea dan suaminya yang kebetulan menginap di rumah orang tuanya juga menatap Farel lurus. "Mas Farel jangan bengong, gak baik takut kemasukan jin nanti." Ucap Gea membuat Farel langsung mendengus, ia bertopang dagu dengan helaan napas panjang. "Aku cuma pikirin kerjaan aja kok." Balasnya pelan, namun dari tatapan matanya saja sudah sangat nampa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD