Sekujur tubuh Max bergetar, seperti habis tersengat listrik. Tak hanya Max, Adimas yang baru datang pun sama syoknya. "Jelaskan lebih detail." Pinta Max dengan suara dalam khas mengintimidasi, emosinya mulai tak terkendali sekarang. Farel mengatur napas beberapa saat, sebelum menceritakan segala kejadian yang terjadi, Farel cuma bisa menjelaskan secara garis besarnya saja karena memang tidak tahu siapa pelakunya. "Argh!" "Sabar Max." Adimas merangkul bahu menantunya, masalah ini makin membesar diluar kendalinya. "Ayo kita keluar dulu." "Pah aku juga—" "Lihat keadaanmu dulu, lebih baik kamu fokus untuk sembuh!" Tegas Adimas membuat Farel yang ingin menyela harus terbungkam kicep. Farel akhirnya hanya bisa berbaring lemah di atas brankar melihat Ayah dan Adik iparnya keluar, pasti mer