"Jav, stop ...," lirih Eleanor sembari mendorong d**a Javier. Javier menghentikan kegiatannya, lalu menengadah menatap Eleanor intens. "Kau terus memintaku untuk berhenti, tapi tubuhmu tidak bisa berbohong jika kau sebenarnya menikmati sentuhan ku," pungkas Javier dengan suara berat. Eleanor menatap Javier tidak suka. "Jangan mencari kesempatan," cetusnya ketus. "Siapa yang mencari kesempatan? Aku sedang mencoba cara lain untuk menyembuhkan demamku," jelas Javier. Seketika raut wajah Eleanor berubah datar. "Jangan kau pikir aku tidak tau apa yang ada di pikiranmu," pungkasnya lugas. "Memangnya apa yang ada di pikiranku?" tanya Javier tenang. "Kau tidak perlu berpura-pura lagi. Aku tau kau menjadikan air susuku sebagai alasan agar kau bisa menyentuh tubuhku, right?" "Apa yang pura-p