Julian, 4 tahun. Menatap Pak Rahmat dan Sus Lani bergantian selepas Papi Jaya pulang, telah menitipkan Julian di sini—di rumah susnya.
Sus Lani mestinya cuti, tetapi Julian kecil malah ngintil datang ke tempat beliau saking sudah akrabnya. Ah, tidak. Lebih tepatnya, Julian malas di rumah. Mami sibuk dengan teman-teman sosialita, sementara papi sibuk kerja.
Memang, sih, di rumah ada banyak sekali mainan sampai dibuatkan ruang khusus. Mainan apa pun jenisnya ada, Julian tidak pernah kekurangan materi, apalagi mainan. Dia hanya kurang teman untuk diajak main.
Konon, mami sedang berguru agar bisa punya momongan lagi, meski sudah divonis tidak bisa.
"Ian ...."
Oh, namanya disebut.
Julian menatap Sus Lani. Beliau senyum.
"Sebetulnya Sus cuti karena mau pulang kampung. Ian nggak mungkin Su
