Radhika dan Paramitha menoleh ke arah pintu yang dibuka dari luar, sosok Ayara muncul dengan senyum manis khasnya. “Utang papi semua udah lunas, ya Tuhan ... legaaaa banget.” Ayara melangkah gontay lalu duduk di sisi ranjang yang kosong. Bebannya seakan terangkat dari pundak usai melunasi hutang ke Bank dan sekarang Ayara resmi terbebas dari semua hutang mendiang papinya. Paramitha yang sedang mengupas buah untuk Radhika memberikan senyum namun sorot matanya tampak sendu. Sedangkan Radhika yang bersandar pada kepala ranjang yang ditegakan malah memberikan tatapan tajam. “Kakak jual diri ya?” tuduhnya tanpa tedeng aling-aling membuat Ayara memelototkan matanya terkejut karena sang adik berani menuduhnya seperti itu. “Kamu ngomong apaan sih Dhika!” seru Ayara tidak terima meski hatiny