“Daddy! Kak Cantik enggak mau sekolah katanya!” Rae berseru begitu langkah daddy Kenzo dan mommy Jillian sudah memasuki ruang makan.
“Oh ya? Kenapa enggak mau sekolah?” tanya mommy Jillian, lalu bergerak mendekati Cantik yang duduk dengan wajah ditekuk.
“Kamu sakit, sayang?” tanya mommy Jillian sambil menempelkan punggung tangannya di kening Cantik.
Ekspresi wajahnya tampak khawatir melihat murung membayangi sang putri.
“Enggak Mom.” Jawab Cantik yang telah berusia sembilan tahun, nada suaranya datar dan dingin.
“Terus kenapa kamu murung?” tanya daddy Kenzo, tangannya terulur mengusak kepala Cantik sebelum akhirnya duduk di kursinya yang berada di ujung meja.
“Ada anak cowok … pindahan dari Singapura, sekelas sama Cantik, dia ngeledek Cantik terus.” Cantik mengadu pada sang daddy den
