Sore menjelang malam di rumah utama keluarga Maverick. Langit Jakarta mulai bergradasi jingga, dan di ruang kerja pribadi Kenzo Maverick—CEO GZ Corp—aroma kopi hitam dan kayu tua berbaur dalam atmosfer yang elegan dan tenang. Tapi ketenangan itu segera terusik. Pintu dibuka agak keras. Cantik masuk tanpa salam, langsung menutup pintu di belakangnya. Kenzo mendongak dari balik laptop. “Putriku yang paling cantik, baru satu hari kerja langsung menyerbu Daddymu?” “Don’t play nice, Daddy,” ujar Cantik tajam, menjatuhkan tablet ke meja kerja Kenzo. “Kenapa aku enggak dikasih tahu kalau he yang jadi Vice Project Director dari LZ Corp?” Kenzo menyandarkan punggung ke kursi, menautkan jari-jarinya di atas meja. Tatapannya tidak terkejut. Justru tenang, seperti sudah menanti pertanyaan itu da

