Kai terbangun tepat pukul 12 malam, ia merasa dirinya sudah baik-baik saja. Suhu tubuhnya pun kembali normal. Namun, ada satu masalah yang menurut Kai tidak baik-baik saja, cacing-cacing di perutnya meminta jatah makan mereka yang membuat Kai merasa lapar tengah malam itu. Kai melihat ke nakas sebelah tempat tidurnya, di sana ada segelas air, bubur yang masih lengkap dengan bungkusnya, obat dan sebaskom air. Kai memegang dahinya, benar saja ada handuk kecil yang menmpel di sana. “Loh, kok ini benar-benar nempel ya, padahal aku kan gak tidur-tiduran lagi,” gumam Kai sambil melepas handuk itu dan meletakkannya di baskom berisi air. Gadis itu membuka bubur dan menciumnya sebelum dimakan. Untung saja buburnya tak bau walaupun sudah dingin. Kai segera memakan bubur itu hingga habis tak bersis