BAB 28 Sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela kamar, menembus korden kamar yang tipis. Membuat mata seorang gadis silau dengan sinarnya, walaupun hal itu samar-samar dirasakan. Kai menggeliat di atas kasurnya, ia masih mengenakan mukennah yang dikenakan saat salat Shubuh tadi. Sudah menjadi hal biasa untuk Kai tidur lagi setelah melaksanakan salat Shubuh. Entah apa alasannya, walaupun orangtuanya sudah melarang Kai untuk tidur setelah melaksanakan salat Shubuh, namun gadis itu tetap melakukannya. “Sayang, kamu sudah bangun kan?” tanya seorang wanita paruh baya dari luar kamar Kai. Ia mengetk pintu kamar Kai sambil membangunkan anak bungsunya itu. Sayangnya walaupun sudah diketuk tiga kali tak ada jawaban dari dalam. “Umi, ada apa Mi?” tanya Rafa yang merasa terganggu dengan ke