"Jangan bercanda, Pak. Pernikahan itu bukan sesuatu yang dapat Bapak permainankan!" sentak Amara dengan nada meninggi.
Raymond menoleh kepada Amara dan menatap serius gadis itu. "Saya tidak bercanda, Amara. Saya serius ingin menikah denganmu. Kita juga sudah lama mengenal."
Amara tak mampu berkata-kata. Dadanya sesak oleh perkataan Raymond yang serius itu. Rasa syukur menghampiri dirinya. Masih tak menyangka, jika ada seorang pria yang mau menerima dirinya yang telah 'rusak'.
"Apa Bapak sungguh tidak malu menjalin hubungan dengan saya yang pernah hamil di luar pernikahan?" tanya Amara dengan lirih.
"Bukankah Saya sudah pernah katakan sama kamu, jika saya tidak peduli dengan masa lalu kamu," ucap Raymond yang masih menampilkan raut wajah serius.
"Terima kasih, Pak." Hanya itu yang dapa
