Menjelang malam, Killian bangun dari tirunya yang tidak terlalu nyenak. Otaknya benar-benar dipenuhi oleh rasa bibir Lika yang herannya sangat manis bagi laki-laki polos itu. Sejak pertama kali terjaga dari tidurnya, Killian sudah duduk lebih dari tiga puluh menit dengan Frustasi. Ada banyak pikiran aneh yang hinggap dikepalanya. Lian kemudian mendial nomor Mikha dan langsung dijawab hanya dalam hitungan detik. "Kenapa Kill? nggak ada masalah kan?" "Mik, kamu nggak lagi sama orang lain kan? Kamu lagi sendirian nggak? Ada hal rahasia yang mau aku obrolin." ucap Lian kemudian menggigit bibirnya. Sebenarnya dia sedikit malu membicrakan masalah yang belum pernah dia bahas dengan siapapun itu. "Yang lain pada di luar, aku ada di kamar sendirian. Kenapa?" tanya Mikha terlihat penasaran. "Mi