When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bab 19 Dana berhenti berbicara ketika teleponnya berdering. Dia mengangkat teleponnya, untuk melihat siapa yang menelepon. Ternyata sahabatnya, Nadine. Dana kemudian mengalihkan pandangannya ke Joan, yang sedang bersamanya di dapur. "Hmm... Joan, aku permisi dulu. Aku akan terima telepon dari sahabatku ini," ia pamit. Joan mengangguk sambil tersenyum. "Oke," jawabnya. Dana berdiri dari kursinya dan keluar dari dapur. Begitu dia berada di luar, dia dengan cepat menjawab panggilan itu. "Halo?" "Dana," dia mendengar Nadine menyebut. Dana terus berjalan sampai dia mencapai luar mansion. Dia duduk di tempat favoritnya. "Tumben kamu menelepon, Nadine?" dia bertanya. "Yeah, aku hanya ingin mengecek keadaan sahabatku," jawab Nadine. "Bagaimana kabarmu di sana? Suamimu tidak menyakitimu, k