Cinta mendongak, menatap wajah sang suami, yang tengah memandangi dirinya. "Aku janji tidak akan marah, Mas. Ceritakan saja!" Athala tersenyum kemudian mengecup kening istrinya lembut. "Mungkin ini berawal dari kesalahanku beberapa waktu lalu yang sangat ingin mengetahui kabar tentang Nadira —mantan kekasihku." Athala kembali menatap wajah Cinta, mencari adakah rajut wajah kesal di sana. Lega yang Athala rasakan sebab sang istri masih menyimak dengan pandangan biasa. Memutuskan untuk melanjutkan, Athala memeluk tubuh istrinya semakin erat, berharap ada kekuatan yang bisa ia raih dengan menyentuh tubuh sang istri. Akhirnya mengalirlah kalimat demi kalimat yang meluncur dari mulut Athala. Diawali dari keterkejutannya saat melihat sosok yang menunggunya di bangku restoran yang ternyata