Cinta melihat mobil suaminya terparkir di depan gedung. Berjalan menghampiri, dengan hati yang masih sedikit kesal karena kecewa. Namun, wanita itu berusaha bersikap biasa, cenderung datar. "Ya Allah, maafkan hamba jika bersikap seperti ini kepada suami hamba. Bolehkah rasa kesal ini hadir karena sikapnya yang sudah membuat hamba sakit hati?" Di sepanjang langkah kakinya, Cinta berdoa kepada Tuhan. Berharap pengampunan, jika sikapnya tadi pagi dan sekarang —mungkin— akan membuat sang suami murka. Semakin dekat, Cinta menghirup nafas dalam, menghembuskannya perlahan. Siap membuka pintu dan menghadapi sang suami yang sudah menjemputnya sore itu. "Hai!" sapa Athala dengan sikap tenang dan senyum di wajah. "Assalamualaikum, Mas?" "E-eh, wa'alaikumsalam." Senyum Athala yang berubah kikuk.