Kembali terjadi ketegangan di tengah keluarga Delia. Sang kepala keluarga, Pak Aswin tampak sedikit memerah wajahnya. Ditemani oleh istrinya, Dina, papa Delia menatap wajah putri semata wayangnya serius. "Jangan buat Papa malu, Del." "Papa yang membuat diri sendiri malu, kenapa Papa mengiyakan." "Ya, Papa tahu Papa salah. Tapi hal ini sudah terlanjur terjadi. Minimal kamu temui, penuhilah undangan makan malam mereka." Delia terlihat emosi. Ia sudah cukup bersabar ketika mau menuruti keinginan papanya untuk dikenalkan dengan anak sahabatnya. Tapi ketika sahabat papanya itu mengundang dalam jamuan makan malam, sebisa mungkin gadis itu menolak. "Papa, aku enggak mau kalau sampai hal ini makin berkepanjangan. Aku enggak suka Dimas, Pah. Aku sudah menyukai lelaki lain." "Hafidz maksud k