Pagi ini Zahra sangat panik. Pasalnya saat ingin Pergi ke Kampus, Tiba-tiba Ban Motornya Bocor.
Dia bener bener panik, sedangkan Bengkel dari tempat dia berhenti sangatlah Jauh.
Sedangkan hari ini ada Jam kelasnya pak Afnan. Bisa bahaya kalau telat.
Zahra terus mendorong motornya sampai ketempat Bengkel.
Setelah itu dia memesan Ojek online biar cepat sampai ke kampus.
***
BRAKK.
Seketika semua orang yang berada di dalam kelas melihat kearah pintu.
"Pak, Maaf pak saya telat" Ucap Zahra dengan nafas yang memburu.
"Silahkan tutup pintu dari Luar" Jawab Afnan.
"Tapi pak, saya tadi telat karena..." Belom sempat Zahra melanjutkan ucapannya. Afnan menyela terlebih dahulu.
"Tutup pintu dari luar" Ucap Afnan dingin.
"Tapi saya telat karena Ban motor saya bocor pak." Jawab Zahra jujur.
"Saya tidak menerima bentuk alasan apapun" Ucap Afnan dingin menahan emosi.
"Beneran pak, saya nggak...
BRAKK...
Afnan menggebrak meja yang ada di hadapannya dengan keras. Emosi nya sudah tidak bisa di tahan.
"KELUAR DARI KELAS SAYA"
Afnan sangat marah, dia tidak mau menerima alasan apapun. Karena itu sudah biasa baginya.
Sekarang beralasan Ban bocor, apa besok bilang kepalanya yang bocor.
Dengan Hati yang sedih Zahra pun keluar dari kelas itu.
Hatinya sangat terluka saat dibentak tadi.
Dia berjalan menuju kantin, tenggorokannya begitu kering. Hari ini begitu sial baginya.
Zahra duduk di bangku kantin sendiri.. pikirannya begitu bercabang, memikirkan apa yang sudah terjadi barusan.
Tapi itu tidak begitu dia pikirkan.
Karena yang sedang dia pikirkan sekarang adalah masalah perjodohan itu.
Apa semuanya akan baik saja !!
Apa nanti aku akan bahagia !!
Apa dia bisa nerima aku !!
Saking serius dengan pikirannya, Zahra sampai tidak tau kalo sahabat sahabat nya itu sudah duduk disampingnya dengan muka bertanya-tanya..
"Raa, kamu kenapa ??" Tanya Jihan
"Aku nggak papa kok" Jawab Zahra
"Kamu masih mikirin yang tadi Raa ?? Elah udah nggak usah dipikirin. Udah biasa itu mh Raa, nanti juga lupa sendiri" Ucap Arrumi.
"Ya iyahlah biasa orang kamu kan udah beberapa kali telat terus Rum, yaa Jadi santai Nanggepinnya. Sedangkan Zahra baru pertama kali datang telat, jadi Mungkin Shock" Jawab Jihan.
"Lagian tuh Dosen serem banget yah, Jadi ngeri aku." Lanjut Jihan.
"Udah Raa, nggak usah dipikirin nanti kamu sakit lagi" Ucap Arrumi pada Zahra.
"Aku bukan mikirin yang tadi, tapi aku mikirin masalah aku yang lain" Jawab Zahra dengan Lemas.
"Masalah lain ? Kamu punya masalah Raa ? Apa ? Cerita aja siapa tau kita bisa bantu Raa" Tanya Jihan dengan sangat penasaran.
Zahra hanya diam, dia bingung harus Cerita atau tidak dengan Sahabatnya.
"Yaudah Raa, gapapa kalo kamu nggak mau cerita, tapi kalo kamu perlu bantuan kami, kami selalu siap bantu kamu Raa" Ucap Jihan tersenyum.
Zahra nampak berpikir. Apa seharusnya dia cerita saja kali yah, sama sahabatnya itu. Toh Zahra sangat percaya dengan kedua sahabatnya itu.
"Aku Dijodohin..." Ucap Zahra.
"APAAA..." Jawab Jihan dan Arrumi serempak.. mereka sangat kaget
Seketika seisi kantin pun menoleh ke arah meja tempat yang diduduki Zahra, Jihan, dan Arrumi.
"Iihh pelanin suaranya nanti mereka denger" Ucap Zahra dengan berbisik.
"Maaf Raa, aku shock banget tadi" Jawab Arrumi.
"Iyah Ra maaf" kali ini Jihan yang minta maaf. "Tapi kenapa Ra ? Kok bisa?" Lanjut Jihan bertanya.
"Ceritanya panjang, tapi intinya dulu saat aku masih kecil, Ayah membuat perjanjian dengan sahabatnya, bahwa mereka sepakat untuk menjodohkan aku dengan anak dari sahabat Ayah" Jawab Zahra menjelaskan inti dari masalahnya.
"Astagaa.. memangnya masih ada ya di Zaman sekarang Jodoh jodohan begitu" Jawab Arrumi.
"Husstt" Tegur Jihan.
Memang sahabatnya yang satu itu kalo ngomong suka ceplas-ceplos. Agak Barbar sedikit.
"Hehe.. Maaf Raa" Jawab Arrumi dengan menyengir.
"Terus kamu terima Ra ?" Tanya Jihan.
"Aku nggak bisa nolak, karena aku takut menyakiti hati ayah" Zahra menjawab.
Jihan dan Arrumi mengangguk paham.
"Terus kamu sudah tau cowoknya Ra ?" Tanya Arrumi.
Zahra menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Kok belum Ra, gimana kalo nanti cowok yang mau Dijodohin sama kamu itu udah bangkotan, kepalanya botak kayak profesor dan perut buncit, item, dekil, bau, idup lagi ?" Ucap Arrumi dengan serentetan pertanyaan.
Zahra menghela nafas, sedangkan Jihan memutar bola matanya dengan malas.
"Kamu ngomong apa sih Rum ?" Ucap Jihan.
"Kalo ngomong itu yang baik-baik Rum" -Lanjut Jihan.
Arrumi menyengir "Iyah Maaf Maaf" Jawab Arrumi.
"Terus kapan perjodohannya terjadi Ra ?" Kali ini Jihan yang bertanya.
"Kalo soal itu aku belom tau Ji, Ayah belum ngomong lagi" Jawab Zahra.
"Yaudah, yang sabar ya Ra. Kamu pasti bisa ngelewatin ini semua" Ucap Jihan sambil tersenyum tulus.